WWW.Suriadidoank@gmail.com
Tradisi dan Upacara di Lombok
1. Tari Oncer
Tari
Oncer diciptakan oleh Muhammad Tahir dari Desa Puyung Lombok Tengah pada tahun
1960. Tarian ini dilakukan bersamaan yang terdiri dari kelompok. Bersamaan
dengan tari Oncer adalah gamelan Gendang Beleq yang dipukul sambil menari.
Penari tari Oncer akan melakukan berbagai gerakan, yang paling bisa dikenali
adalah gerakan ikan sepat berenang. Karena diperagakan oleh banyak penari, tari
Oncer plus Gendang Beleq selalu membawa suasana riuh ramai. Anda bisa
menyaksikan tarian ini saat mengunjungi desa tradisional Sasak
di Rembitan. Di desa ini tari-tarian ditampilkan untuk menghibur
para wisatawan asing dan domestik.
2. Bau Nyale
Bau
Nyale adalah event tahunan yang digelar di beberapa pantai di Lombok, seperti Pantai
Kuta dan Pantai
Segar. Setiap digelar Bau Nyale, warga setempat akan beramai-ramai
untuk mengambil (bau) nyale (cacing laut) yang ada di pantai. Konon katanya,
nyale ini memang tidak setiap hari keluar. Cacing ini hanya muncul pada tanggal
20 bulan 10 penanggalan Sasak. Bau Nyale erat kaitannya dengan cerita legenda
Putri Mandalika yang terjun ke pantai untuk menghindari perselisihan antara
beberapa laki-laki yang ingin meminangnya. Nyale inilah yang menurut
kepercayaan merupakan jelmaan dari Putri Mandalika.
3. Nyalamak Dilau
Nyalamak
Dilau adalah selamatan laut atau disebut juga sebagai
Nyalamak Palabuang. Selamatan ini sebagai bentuk rasa syukur sekaligus
pengharapan agar hasil ikan tangkapan mereka meningkat. Prosesi biasanya
menjadi ritual warga Dusun Toroh Selatan Desa Tanjung Luar Kecamatan Keruak.
Warga disini akan melarung kepala kerbau (ditiba tikolok) ke lokasi batu karang
di tengah laut. Tradisi ini biasanya dilakukan pada bulan Muharram. Biaya yang
digunakan untuk menggelar prosesi ini sekitar Rp. 35 juta.
4. Pawai Ogoh-Ogoh
Pawai
ogoh-ogoh dilaksanakan rutin tiap tahun tepatnya pada sehari
sebelum nyepi. Pawai ini biasanya diikuti ogoh-ogoh atau patung yang berasal
dari koordinator dari beberapa desa di Mataram. Arak-arakan dimulai dari
Cakranegara yang merupakan pusat bisnis Mataram. Ribuan warga akan tumpah ruah
menyaksikan pawai ini di sepanjang 11 kilometer pawai yang melewati jalan-jalan
utama kota. Tetabuhan gamelan dan ogoh-ogoh aneka rupa akan menjadi pemandangan
yang akan kita lihat selama parade.
5. Serah Ancak
Ritual
serah ancak adalah kegiatan pada perayaan lebaran adat tinggi. Lebaran adat
tinggi adalah ritual yang dilakukan 3 hari setelah Idul Fitri. Sedangkan Ancak
adalah tempat membawa makanan yang berbentuk segi empat dan terbuat dari
anyaman bambu yang dilapisi daun pisang. Diatas daun pisang inilah terdapat
makanan dan lauk pauk seperti urap, sate, ikan, daging ayam, daging kambing dan
lain-lain. Masing-masing makanan yang diletakkan di Ancak adalah sumbangan dari
segenap warga sekitar. Salah satu tempat yang masih melakukan serah ancak
adalah warga di sekitar Masjid
kuno Bayan Beleq. Di masjid inilah ritual ini dilakukan.
6. Nyongkolan
Nyongkolan
adalah tradisi dimana sepasang pengantin di arak beramai-ramai menuju rumah
mempelai wanita. Arak-arakan diramaikan dengan aneka tetabuhan alat musik dan
kesenian khas Sasak. Nyongkolan bertujuan agar semua warga setempat tahu bahwa
pasangan tersebut sudah sah menjadi sepasang suami istri. Nyongkolan biasanya
akan sering kita temui saat akhir pekan. Karena pada akhir pekanlah biasanya
keluarga-keluarga di Lombok menggelar pesta pernikahan.
7. Malean Sampi
Malean
sampi mirip dengan karaban sapi di Madura. Dalam bahasa Sasak,
malean sampi artinya mengejar sapi. Dalam acara ini yang dikedepankan adalah
kemampuan seseorang mengendalikan sapi yang dilengkapi dengan beberapa
perlengkapan seperti gau, ayuga, samet dan serumpungan atau kerotok. Malean
sampi diadakan pada sebidang tanah sawah dengan panjang kurang lebih 100 meter
dalam kondisi terendam air. Acara masih kerap digelar di Narmada sebagai ucapan
rasa syukur para petani dan peternak sekaligus menjadi tontonan budaya.
8. Presean
Jika
di tempat lain pertarungan antara dua orang dilarang, di Lombok justru
sebaliknya. Ya, presean
adalah pertarungan antara dua orang lelaki Sasak yang bersenjatakan tongkat
rotan (penjalin) dan memakai perisai sebagai pelindung yang terbuat dari kulit
kerbau tebal (ende). “Pertarungan” main-main ini dulunya hanya dilakukan saat
upacara adat, namun sekarang makin sering dilakukan khususnya pada saat perayaan
kemerdekaan RI. Presean juga menjadi daya tarik wisata karena unik dan seru.
Jika Anda ke Sade, Rembitan, kita bisa melihat presean sebagai salah satu
atraksi untuk menghibur wisatawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon berkomentar yang sopan.